Purbalingga, September 15th, 2015
3
tahap yang perlu dilalui untuk mendekatkan jodoh, insyaallah (buku “Jodoh Dunia Akhirat”)
Di tahapan cleansing, proses yang paling susah yaitu memaafkan diri sendiri,
ya, memaafkan diri sendiri…
Tidak sedikit *termasuk aku* yang mengabaikannya *kalau aku bukan mengabaikan, tapi tidak
tau menau kalo sebenarnya kita pun perlu memaafkan diri sendiri atas peristiwa
yang kurang baik*...
Awalnya aku pikir memaafkanya cuma memaafkan
objek lain yang berkaitan dengan masalah itu, tapi ternyata ada point memaafkan
diri sendiri, yang justru merupakan poin yang paling susah…
Seperti post sebelum-sebelumnya,
semua elalu based on true story, kali ini cerita sendiri, xixixi * mohon maaf sebelumnya, post ini sama
sekali tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun, damai lenih indah J *
Singkat cerita, beberapa waktu lampau
ada suatu “story” yang melibatkan aku
dan pihak terkait.
Seperti permasalahan lainnya, selalu
ada banyak versi tentang kisah ini, Lillahita’ala, ada Allah Yang Maha Tahu…
Saat itu aku fokus meluruskan diri
sendiri.
Semua cara aku coba untuk “kembali”
ke kehidupan normal lagi.
Walapun membutuhkan waktu yang lama,
alhamdulillah berkat bantuan Allah, keluarga, sahabat, masa-masa sulit
terlewati
Katanya proses “kembali” ke kehidupan
normal harus dimulai dengan memafkan masalah dan objek lainnya, setelah itu
baru bisa hidup normal.
Nah proses memaafkan masalah dan
objek lain itu sudah dilewati, yang aku rasa sekarang sudah biasa semua, tapi
masih saja ada sesuatu yang mengganjal…
Dengan bantuan Allah, tiba-tiba baca
buku *lupa buku apa krn ud lama banget* kalau
ternyata diri sendiri itu perlu dimaafkan.
Memang setelah proses pertama
selesai, aku masih sering menyalahkan diri sendiri atas kejadian lampau.
“coba kalau aku gini, kenapa si dulu
aku gini, gini ni kalau ga nurut Allah…bla bla bla”
Berat banget loh ternyata tahap ini *kali akunya aja yang rada lemot ya, makanya
susah, xixixi*
“Semua yang terjadi itu karena
kehendak Allah, dan semua itu pasti ada hikmahnya, yakin kalau Allah memberi
masalah sesuai kemampuan umat-Nya!!!”
Kata-kata itu yang selalu aku doktrin
ke diri sendiri.
Memang dulu aku pernah salah, tapi
saat ini aku sedang berusaha memperbaikinya.
Keadaan aku saat ini karena Allah
tahu inilah yang paling pas.
Yakin seyakin yakinnya kalau nanti
akan datang masa dimana aku merasakan kebahagiaan yang amat sangat, seperti
yang selalu aku impikan.
Dan saat itu, aku bisa tersenyum
bahagia, berterimakasih dengan semua cerita lampau yang banyak memberi hikmah.
Setelah tahap cleansing terlewati, kita harus melewati tahap upgrading.
Yang selama ini digembor-gemborkan
hanyalah move on, padahal seharusnya
yang kita lakukan adalah mobe up.
Kita tidak hanya bergeser dari
kondisi buruk menjadi baik tetapi harus berpindah dari posisi buruk menjadi
lebih baik *tidak hanya baik*
Selalu memperbaiki diri, belajar,
belajar, belajar karena orang tua *terutama
ibu* adalah madrasah pertama anak.
Karena jodoh adalah cerminan kita,
seperti yang ada di Surat An-Nisa 26, pria baik-baik untuk wanita baik-baik,
begitu pula sebaliknya.
Kalau ingin jodoh sholeh, haruslah
kita menjadi sholehah.
Kalau ingin jodoh orang pintar,
haruslah kita menjadi pintar pula.
Kalau ingin jodoh baik,
sering-seringlah pergi ke tempat baik pula, bertemanlah dengan orang baiik *sadar atau tidak sadar, kita dalah 5 sahabat
kita. Apabila kita berteman dengan penjual minyak wangi, kita akan terkena
wanginya*
Semakin dewasa umur, mulai bijaksana
pula dalam memilih lingkungan pertemanan.
“not
just move on, but move up”
Yang terakhir, selecting!!!
Ini nihhh yang sering bikin konflik
batin *obvious banget ini mah* xixixi…
Ato emang akunya yang unik, xixixi…
Karena pernikahan itu untuk seumur
hidup, proses selecting pun ga semudah menmilih baju di took…
Dan karena pernikahan itu bukan
lomba, jadi bukan cepet-cepetan nikah…
Jangan menggunakan nafsu emosi saat
proses ini.
Perlahan tapi pas, Lillah..
It will be worth the wait, insyaallah…
*belum bisa nulis banyak tentang
proses ini karena belom selesai baca bukunya, xixixi*
Quote yang paling aku suka di buku
JDA :
“terima,
syukuri, maafkan, lepaskan, dan melangkah ke depan”
_nyoet'z
Komentar
Posting Komentar