Dulu
setiap ada masalah langsung curhat ke temen
(waktu
itu) rasanya seakan-akan masalah selesai setelah kita curhat
Seiring
bertambahnya usia, semakin bertambah pengetahuan (read : pengalaman) tentang kehidupan, agama
Dan
karena itu saat ini (sedang proses) untuk mengurangi curhat dengan manusia dan
lebih memilih curhat dengan-Nya
Sekarang
ini sifat overthinking saya semakin
menjadi…
Saat
ada masalah, pengennya langsung cerita ke orangtua atau teman
Tapi
hati kecil selalu mencegah dan (benar-benar) menganalisa untung ruginya kalau
saya menceritakan masalah saya
Saya
semakin menyadari pula kalau menceritakan masalah kita kepada manusia
sebenarnya kurang efektif
Terkadang
bukannya membantu menyelesaikan masalah, tetapi malah menjadi pemantik emosi
kita
Terkesan
egois memang, padahal kita hidup sebagai makhluk sosial
Utamanya,
saat kita dilanda masalah adalah cerita semuanya kepada Sang Pencipta
Keluarkan
semua unek-unek kita…
Berusaha seminimal mungkin tidak menceritakannya kepada orang lain
Apabila
masih ada rasa ingin bercerita dengan yang lain, ingin berbagi rasa, berbagi
pengalaman itu sah-sah saja…
Pilihlah
seseorang (ya, cukup seorang. menurut saya semakin sedikit yang mengetahui
masalah kita, smakin baik) yang kita percaya, kita percaya bisa menjaga
rahasiakita, kita percaya bisa membuat hati kita lega setelah bercerita
Adapula
yang melepaskan masalah melalui membaca Al-Qur’an, menulis, mencoret-coret
kertas, mendengarkan music, dll..
Selama
itu masih dijalan-Nya, tidak ada yang salah.
Kurangi
(lebih bagus kalau dihilangkan) sifat curhat via socmed
Yang
harus kita ingat,
“Allah tidak
akan membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya.. (QS. Al-Baqarah:286)
Allah is within you...
*selalu berproses untuk menjadi lebih baik lagi, lagi, lagi, lagi sampai waktu yang memutuskan kita untuk stop!*
Purbalingga, 16th
October, 2015
_nyoet’z
Komentar
Posting Komentar