Hai
kamu (calon suamiku)...
Perempuanmu
ini melakukan beberapa kekhilaf kemarin...
Maaf...
Maaf
aku pergi ke suatu acara bersama pria yang membuat hidupku gelisah...
Dalihnya
si pergi beramai-ramai, tapi aku tetap merasa bersalah padamu...
Maaf
(lagi, lagi) aku pergi dengan pria, tidak membuatku gelisah, tapi saat
bercerita dengannya aku merasa menjadi diri sendiri dan semua cerita mengalir
begitu saja...
Dalihnya
si karena tidak ada perasaan istimewa, sebatas sahabat saja, tapi aku tetap
merasa bersalah padamu...
Dan
setelah itu, aku merasa imanku semakin tidak oke...
Walaupun
tidak ada keistimewaan saat pertemuan-pertemuan itu, tapi aku menjadi tersadar,
aku seperti wanita kebanyakan, yang mudah luluh saat diberi kebaikan...
Hai
kamu (calon suamiku)...
Dimana
kamu?
Segeralah
datang...
Aku
sangat membutuhkan perlindungan dan bimbingan dari imamku...
Sebisa
mungkin aku menjaga hati, memberikan hati hanya untuk yang berhak...
Sebisa
mungkin aku menghindari “jatuh cinta”...
Karena
aku ingin merasakan “bangun cinta” dan itu hanya dengan kamu...
Dengan
pria yang sudah dituliskan namanya di Lauhul Mahfudz...
Doakan
aku...
Agar
aku selalu istiqamah menjaga semua ini...
Kamu
juga tahu kan bagaimana rasanya berada di posisi ini...
Semoga
kamu dan aku selalu sabar dan istiqamah menjalani ini semua,
Sampai
Allah mengizinkan kita bertemu...
Purbalingga, 19 MY 2016
_nyoet'z
_nyoet'z
Menulis dengan hati akan selalu menyentuh hati. Semoga lekas dipertemukan dengan imam yang seharusnya untukmu kawan.
BalasHapus