Ada istilah preman insyaf.
Tapi ga cuma preman kan yang boleh insyaf?
Hari ini, 15 Juli 2016 salah seorang sahabat sy mengulang hr lahirnya yang
ke-27.
Dulu, saya dikenal sebagai orang yang paling ingat hari ulang tahun, senang
memberikan surprise, pokoknya mengistimewakan hari lahir, astaghfirullah,
sekarang saya malu sekali melihat tingkah saya yang dulu.
Saat itu, ada salah seorang suami dari sahabat yang tidak menganut paham
“merayakan ulangtahun”, dan saat itu pula pikiran saya masih picik.
“ah ini kan cuma ulangtahun, memberi ucapan, mendoakan, membuat orang lain
bahagia apa salahnya.”
Pada suatu hari di bulan ke-11, tiba-tiba ada perasaan aneh saat membaca
postingan tentang pandangan ulang tahun dalam Islam, rasa bersalah yang amat
sangat besar.
Seperti dituntun Allah, sebelumnya saya tahu hukum ulang tahun dalam Islam
dan masih acuh, tapi kali ini berbeda.
Saya mulai mencari referensi lain, salah satunya video dr ust. Khalid
Basalamah..
setelah itu, saya insyaallah mantap untuk tidak lagi mengistimewakan hari
lahir.
Prinsip saya saat ini,
“Orang yang meniru
suatu kaum, ia seolah adalah bagian dari kaum tersebut” [HR. Abu Dawud,
disahihkan oleh Ibnu Hibban]
Keyakinan diri sendiri tentang hal itu ternyata belum cukup.
Suatu saat saya pasti akan melewati hari ulang tahun saya, apa yang harus
saya lakukan saat mereka mengucapkan selamat ulang tahun?
Apa yang harus saya lakukan saat ada sahabat saya, keluarga, rekan saya
yang berulangtahun?biasanya saya kan mengucapkan?
Banyak sekali ketakutan saya saat iitu.
Alhamdulillah Allah mengumpulkan saya dengan sahabat-sahabat yang sevisi
misi dengan saya, meskipun masih ada teman-teman yang belum sepaham, dan kita
harus hormati itu.
Karena agama itu soal keyakinan, bukan paksaan.
Saya memberi pengertian kepada keluarga terdekat saya, bapak dan ibu.
Alhamdulillah beliau-beliau memahami saya.
Hehehe, mungkin saat membaca ini ada yang menyikapinya seperti saya yang
dulu, memandang ini semua sebagai suatu hal yang kuno.
Semuanya kembali lagi ke diri sendiri..
Sebagai makhluk-Nya, kita harus terus belajar tentang ajaran sesuai anjuran
rosul.
Semakin kita mengetahuinya, semakin kita merasa tidak tahu apa-apa tentang
agama Islam.
Perubahan itu membutuhkan proses...
Dimulai dari diri sendiri...
Perlahan...
Dengan keikhlasan...
Terus belajar, belajar terus, belajar lagi dan lagi...
Dengan keyakinan, memohon ridho-Nya...
Dan berkumpullah dengan orang-orang yang sevisi misi...
Dan satu lagi tantangan dalam berhijrah,
“Berdakwah paling sulit adalah berdakwah kepada keluarga”
Purbalingga, 15 Juli 2016
_nyoet’s
Komentar
Posting Komentar