Karena kita membandingkan
diri kita dengan oranglain (atau nasib org beriman dg nasib org tidak beriman)
sama-sama menggunakan dunia.
Padahal Allah tidak banyak
berjanjii urusan dunia pada org beriman. Bandingkanlah orang beriman itu dengan
akhirat, org tidak beriman dg dunia. Dia dapat apa di dunia, kita dapat apa di akhirat. Itu baru
imbang perbandingannya.
Kalau kita ngebandingin dia
dapat apa di dunia, kita dapat apa di dunia, ga matematis menurut islam, ga
logis menurut iman.
Baru logis kalau membandingkan
, misal dia riba di dunia dapat ap di dunia, kita ga riba, kita dapat apa di
akhirat.
Dia memulai usaha dengan
riba, dia bisa mendapatkan aset sekian, saya memulai dengan cara yang lebih
syari, kenapa asetnya tidak sebanyak dia?
Kalau pertanyaannya salah,
tidak akan ada jawabannya.
“Saya sudah hijrah kok masih
susah hidup saya?”
Karena itu ngehitungnya pakai
matematika dunia.
Pakailah kacamata rabbani,
cara pandang Allah.
“Wama
indallahi khair”
apa
yang ada di sisi Allah itu lebih baik
“Wal
akhiratul khairun wa abhko “
kehidupan
akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal
-Rangkuman
ceramah ust. Hanan Ataki (yang judulnya lupa)-
Komentar
Posting Komentar