setelah "si nona"
berkali-kali "jatuh" ,sampailah ia pada titik lelah yang terendah.
gelap...
tak
ingin dan tak mampu lagi rasanya berjalan...
tiba-tiba datang "si tuan" yang menghapus resah, penghapus lelah, untuk "si nona".
mereka
merasa "saling" dan ternyata mereka berjalan menuju tujuan yang sama.
akhirnya
"si tuan" dan "si nona" berjalan beriringan, berdampingan
menuju tujuan.
di tengah perjalanan, Allah berkehendak lain
tiba-tiba
jalanan "si tuan" tertutup rapat.
"si
tuan" terhenti jalannya
dan
"si nona" kembali berjalan sendiri
mereka
pun terpisah, kehilangan jejak...
sesaat,
jalanan
"si nona" gelap, tak tahu harus melangkah kemana.
ia pun terdiam...
dalam
kegelapan "si nona" tersadar,
"mungkin kemarin
saya tidak mengganti lelah menjadi lillah, jadi Allah menegur saya"
"mungkin kemarin
saya terlalu sombong, kurang melibatkan Allah saat berjalan, Allah rindu
saya"
"mungkin kemarin........ah
sudahlah!saya harus kembali mencari jalan yang bercahaya, berbahaya berjalan
seorang diri dijalanan yang gelap ini"
Allah, terimakasih...
untuk
beberapa waktu, saya tidak berjalan seorang diri...
Allah,
terimakasih...
untuk
beberapa waktu, saya berjalan dengan hati yang tenang dan sesekali tersenyum
bahagia (soal bahagia, saya mah selalu bahagia karena ada Allah)
Allah, maafkan kami...
maafkan
kekhilafan kami...
mohon
beri kami kekuatan...
agar
kami dapat melewati ini dengan lancar...
dan
dengan hati yang ikhlas...
suatu saat nanti,
"si
tuan" pasti akan kembali memiliki teman berjalan yang tujuannya sama...
begitu
pun dengan "si nona"...
pasti...
suatu
saat nanti,
mereka
akan bahagia...
Purbalingga,
14 Agustus 2018
_nyoet'z
Komentar
Posting Komentar